21.33
0


JAM atau arloji selama ini terbuat dari besi hingga logam mulia (emas). Namun di tangan  Suwanto (37), Warga Dukuh Gilangsari, Desa Pereng, Kecaatan Prambanan Kabupaten Klaten  terbuat dari bahan baku kayu dan menembus pasar Amerika Serikat.

Alumnus SMK Yapemda, Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman, Jumat (9/12) mengaku kali pertama  menekuni usaha ini berdasarkan pesanan dari seorang investor asal Prancis. Lalu, dipasarkan  di negeri Paman Sam dan mendapat respons positif dengan mengalirnya pesanan. Namun,  pembuatannya tetap memperhatikan kualitas dan membutuhkan ketelitian karena pasar pernah  menolak 500 pasang jam produksinya. Akibatnya harus menanggung kerugian hingga Rp 12 juta

“Ketelitian sangat mednukung dan tidak boleh meleset mesti cuma satu milimeter. Kendalanya  adalah menyesuaikan ukuran antara mesin jam dengan mata bor untuk melubangi kalep jam. Jika  meleset, mesin tidak akan masuk ke casing,” kata suami Wahyu Arianti ini.

Karena itu, Suwanto harus memodifikasi mata bor agar tepat karena mata bor di pasaran tidak  tersedia secara khusus. Sedangkan mesin diimpor dari Jepang dan pemasarannya tergantung dari pemesan (buyers).

“Saya memasang merk wewood dan pembeli bisa mendapatkan jam tangan kayu ini lewat online dengan harga Rp 1,2 juta,” imbuhnya. (Awh)

Namun sangat disayangkan, karena tempat penjualan yang resmi untuk jenis jam tangan ini belum dipublikasikan. Keaslian dan kualitasnya sangat penting. Jangan sampai beli barang ASPAL ( Asli Tapi Palsu )

0 komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih Atas Komentar Anda